TEKNOLOGI. FBI : Kini Virus Incar Jutaan Pengguna Android

Sabtu, 31 Agustus 2013




Sistem operasi Android saat ini telah merajai pasar smartphone dunia, sehingga Android menjadi incaran para penjahat cyber. Berita terbaru Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) dan FBI melaporkan bahwa jutaan pengguna smartphone Android rentan terhadap serangan virus dan malware.

Sistem operasi yang tengah naik daun ini memang terus menjadi target serangan, karena  pangsa pasar dan sistem yang open saource, yang dapat mempermudah para penjahat untuk menyebarkan virus pada perangkat smartphone Android.

“44 persen pengguna Android yang masih menggunakan versi 2.3.3 hingga 2.3.7- dikenal sebagai Gingerbread- yang dirilis pada 2011 memiliki sejumlah kerentanan keamanan yang tetap dalam versi terakhir,” lapor DHS dan FBI dalam sebuah buletin, seperti dilansir dari Busines Insider.

Android yang saat ini memimpin pasar hingga menguasai 80 persen pasar global, di prediksi dua lembaga tersebut akan mendapat serangan virus dan malware sehingga pihak federal, negara, dan berwenang untuk memperbaharui software Android.

Dalam buletin itu juga dijelaskan beberapa ancaman jika OS tidak diperbarui ke versi terbaru dan software yang lebih aman. Hal itu termasuk virus yang mengirimkan pesan teks tanpa sepengetahuan pengguna atau rootkit yang bisa mencatat lokasi dan password pengguna.


TEKNOLOGI : Windows 8 Dicurigai Sebagai Alat Spionase Amerika Serikat

 


Kehidupan jaman modern yang terhubung dengan internet, membuat beberapa pengembang teknologi di curigai sebagai alat mata-mata. Setelah Google di pergunakan pemerintah Amerika Serikat untuk melakukan kegiatan spionase kepada masyarakat dunia. Kini pemerintah Jerman pun mencurigai Windows 8 sebagai alat spionase yang dilakukan Amerika Serikat.

Lembaga Kantor Federal Informasi (BSI) negera tersebut mengingatkan pengguna agar berhati-hati dengan komputer berbasis Windows 8 karena rawan menjadi korban serangan cyber. Peringatan ini dikeluarkan dalam bocoran dokumen yang dipublikasi oleh situs berbahasa Jerman Zeit Online.

Dilansir dari The Inquirer, BSI menjelaskan bahwa inti masalahnya terdapat pada pemakaian chip Trusted Platform Module (TPM) 2.0 yang tertanam di komputer-komputer Windows 8.

TPM  2.0 sebenarnya fitur sekuriti yang bertujuan meningkatkan keamanan sistem. Tetapi chip yang bisa mengontrol penuh program apa saja yang bisa dan tidak bisa dijalankan, di mungkinkan juga komputer yang bersangkutan dikendalikan dari jarak jauh.

Akibatnya, BSI menyebutkan bahwa mekanisme TPM 2.0 bisa menyebabkan kehilangan kontrol atas sistem operasi dan hardware komputer. Ada pula peluang sabotase oleh pihak ketiga.

“Ini adalah risiko baru bagi pengguna, terutama mereka yang bekerja di institusi federal dan infrastruktur penting,” terang BSI.

Tak hanya itu, PC Windows 8 juga dicurigai bisa di kontrol oleh Microsoft melalui pintu belakang yang disembunyikan dalam sistem operasi tersebut. Kunci untuk mengontrol hal tersebut diduga ada di National Security Agency (NSA) Amerika Serikat dan digunakan untuk spionase.

TPM sendiri biasanya jarang disertakan dalam komputer konsumen karena masalah biaya. Tapi, dengan berkembangnya Windows 8, mekanisme sekuriti ini diperkirakan akan menyebar ke seluruh PC dan perangkat lain, termasuk tablet dan smartphone.

Dreamers Radio

Category list

Followers

Popular Posts


Diberdayakan oleh Blogger.